Rabu, 12 Januari 2011

SUPER LEADERSHIP ( KEPEMIMPINAN )

*      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang dapat berkomunikasi secara efektif dalam situasi apapun dan bijaksana. Pemimpin yang dapat BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF adalah:
1.      Memberikan informasi yang update kepada seluruh bawahan dan koleganya secara terus-menerus, fakta yang terjadi di lapangan.
2.      Secara proaktif meminta umpan balik dari bawahan.
3.      Memastikan adanya tindak lanjut atas masalah yang terjadi dalam suatu organisasi.
4.      Selalu mengupdate informasi yang dimiliki berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan.
TIPE PEMIMPIN BIJAKSANA:
1.      Memiliki rasa percaya diri dan dapat mengatakan bisa pada diri sendiri untuk dapat menyelesaikan suatu masalah.
2.      Sensitif terhadap perasaan/emosi pihak lain/anak buah.
3.      Dapat menyelesaikan masalah dengan cepat yang menjadi tanggungjawabnya dan terbiasa mendisiplinkan diri untuk mencari solusi setiap masalah dan bersikap action oriented.
4.      Berpikir kedepan dan selalu berpikir contigency plan yaitu selalu mengembangan pikiran dalam beberapa skenario untuk mengantisipasi kondisi yang akan terjadi, disini anda akan lebih terlihat powerful.
5.      Pikirkan selalu kenyamanan anggota organisasi dalam bekerja.
PEMIMPIN YANG BIJAKSANA TIDAK DISARANKAN:
1.      Menutup-nutupi permasalahan, berbohong atau mengatakan sesuatu yang sifatnya misleading. Walau sebagai pemimpin, harus menyimpan hal-hal yang bersifat cinfidential, namun hal-hal yang sifatnya terkaitn dengan keamanan, kesejahteraan harus disampaikan secara terbuka.
2.      Menjanjikan sesuatu yang belum ada kejelasannya untuk direalisasikan.
3.      Menyalahkan pihak lain atau mencari kambing hitam atas terjadinya masalah.


*      Sifat-sifat pemimpin

Sifat pemimpin yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan (interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif. Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :
1. Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.
2. Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara tulus.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Memiliki rasa kehormatan diri ( a sense of personal honour and personal dignity ) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
 TIPE PEMIMPIN.

1. TIPE KOLETIK.
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipengatur.
Kekuatannya : memiliki ego tinggi, sangat rasional, aktif, serba cepat, percaya diri, optimistis, berfokus pada tugas, suka tantangan, senang kompetisi, lugas, punya insiatif, cepat mengambil keputusan, serba senang pada kekuasaan. 
Kelemahannya : Suka mengatur dan otoriter, tidak sabar, tidak teliti, tidak suka basa basi, kurang empati.

2. TIPE SANGUINE, INFLUECE
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipandai bergaul.
Kekuatannya : energik, penuh ide spektakuler, hangat, komunikatif, humoris, berfikiran terbuka, pandai bicara, persuasif, senang bersosialisasi, humoris, berfikiran terbuka, suka menjadi pusat perhatian, suka perubahan, bersikap positif dan toleran. 
Kelemahannya : banyak bicara, kurang serius, mengangap enteng masalah, tidak detail, tidak sistematik, dan kurang terorganisasi.

3. TIPE FLEGMATIK, STEADNESS
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipemelihara hubungan.
Kekuatannya : berpegang pada status quo, taat pada tradisi dan nilai, berprinsip hidup harmonis, sangaat mengagungkan orientasi, sabar tidak menyukai konflik, mengutamakan hubungan baik, sangat setia, lulus hati, suka rutinitas, stabil, konsisten, senang menolong, menghargai pendapat orang lain.
Kelemahannya : lebih pada orang bayak daripada tugas, selalu mencari aman, lambat merespon, menghindari perubahan, kaku bila menghadapi situasi baru, kurang tegas, kurang inisiatif, dan kurang mengasah kreativitasnya.

4. TIPE MELANKOLIS, COMPLIANCE
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipemikir yang teliti.
Kekuatannya : konseptor, sangat teratur, terencana, berfokus pada tugas, disiplin, akurat, mengutamakan sistem dan prosedur, suka menganalisis dan merancang sesuatu, detail, kritis, hati-hati, logis, obyektif, dan mengutamakan standar tinggi.
Kelemahannya : sulit menugasi dan percaya pada orang lain, lambat mengambil keputusan, sensitif, mudah tersinggung, tertutup, menyimpan perasaan hawatir, dan kurang terbuka.

KECERDASAN EMOSI
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.
Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Tidak ada standar test EQ yang resmi dan baku. Namun kecerdasan Emosi dapat ditingkatkan, baik terukur maupun tidak. Tetapi dampaknya dapat dirasakan baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Banyak ahli berpendapat kecerdasan emosi yang tinggi akan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup.
Setidaknya ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi, yaitu:
1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan sosial
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSI
Emosi sangat mempengaruhi kehidupan manusia , ketika dia mengambil keputusan tidak jarang keputusan yang diambil melalui emosinya. Tidak ada sama sekali keputusan yang diambil manusia murni dari pemikiran rasionya (akalnya), karena seluruh keputusannya memiliki warna emosional. Jika kita memperhatikan keputusan-keputusan dalam kehidupan manusia, ternyata keputusannya lebih banyak ditentukan oleh emosinya daripada akal sehatnya. Tragisnya, semakin banyak saat ini orang yang memiliki tingkat emosional yang rendah. Daniel Goleman juga mengatakan bahwa yang menentukan sukses dalam kehidupan manusia bukanlah kecerdasan intelektual, tetapi kecerdasan amosional.
Kecerdasan Emosional diukur dari kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri. Dalam Islam, kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri itu disebut sabar. Orang yang paling sabar adalah orang yang paling tinggi kecerdasan emosionalnya. Ia biasanya tabah dalam menghadapi kesulitan. Ketika belajar orang ini tekun. Ia memiliki empati yang tinggi, tanggap terhadap lingkungan sosialnya, berdisiplin dan bertanggung jawab. Ia berhasil mengatasi berbagi gangguan dan tidak memperturutkan emosinya. Ia dapat mengendalikan perilakunya dan emosinya.

(Jalaluddin Rakhmat,2001)
Kecerdasan emosi dewasa ini sangat dibutuhkan dalam semua bidang kerja. Yate (1997) yang dikutip Caruso (2000) membuat penelitian yang sangat menarik dengan mengungkap peranan kecerdasan emosi dalam karir dan tempat kerja dengan mengacu seberapa besar kecerdasan emosi sebagai syarat yang dibutuhkan untuk keberhasilan kerja. Berikut daftar pekerjaan yang membutuhkan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi (dari tertinggi hingga ke terendah): (1) dokter jiwa, (2) pekerja sosial, (3) spesialis merawat orang manula, (4) dokter medis keluarga, (5) ahli terapi fisik, (6) guru/kepala sekolah, (7) manajer sumber daya manusia, (8) perawat, (9) humas, (10) manajer pelatihan, (11) polisi, (12) dokter gigi, (13) wartawan, (15) pemasar, (16) editor, (17) agen asuransi, (18) ahli kacamata, (19) sekretaris, (20) agen perjalanan, (21) asisten medis, (22) pelayan, (23) insinyur piranti lunak, (24) ahli geofisik, (25) akunta, (26) insinyur listrik, (27) analis sistem, (28) teller,    (29) ahli botani.
Dari berbagai penelitian juga dibuktikan bahwa kecerdasan emosi sangat dibutuhkan bagi pemimpin yang efektif. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Patricia Pitcher’s yang dikutip oleh Bliss (1999) menyimpulkan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi tinggi lebih berhasil dibandingkan dengan pemimpin yang tanpa kecerdasan emosi. Bennis yang dikutip Simmons (2001) juga mendukung peneliti sebelumnya dengan mengatakan bahwa kecerdasan emosi lebih berpengaruh dibandingkan dengan inteligensi (IQ) dalam menentukan pemimpin yang efektif. Penelitian yang dilakukan Cooper (1997) menyebutkan bahwa orang dengan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi lebih berhasil dalam karir pekerjaan, dapat membangun hubungan personal yang lebih baik, memimpin lebih efektif, dapat menikmati kesehatan lebih baik dan dapat memotivasi dirinya sendiri dan orang lain. Lebih lanjut Cooper menjelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi dapat meningkatkan kekuatan intuisi, senantiasa mempercayai dan dipercayai oleh orang lain, memiliki integritas, dapat memecahkan solusi dalam keadaan yang darurat dan dapat melakukan kepemimpinan yang efektif.
Seorang pemimpin yang efektif menggunakan pengaruh hubungan personil dalam mempengaruhi orang lain. Hubungan personil dibangun menggunakan ketrampilan kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi tidak hanya membedakan pemimpin yang menonjol dengan yang tidak, tetapi juga berkaitan dengan kinerja yang baik (Goleman, 1998). Penelitian lain yang sejenis dilakukan Fieldman yang dikutip Simmon (2001), menyimpulkan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi yang baik secara langsung dapat mempengaruhi kinerja bawahannya dan produktivitas dalam segala hal. Cooper dan Sawaf (1998 dan 2001) yang menyoroti perbedaan kecerdasan emosi dari pemimpin dapat membuat faktor keberhasilan karir dan organisasi dalam hal: 1) pengambilan keputusan, (2) kepemimpinan, (3) komunikasi secara jujur dan terbuka, (4) hubungan yang saling mempercayai dan kerjasama tim, dan (5) kepuasan pelanggan.



MANFAAT KECERDASAN EMOSI
Manfaat kecerdasan emosi bagi peserta didik (Mulyasa:162):
1.      Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan kesadaran diri, mendengarkan suara hati, hormat dan tanggung jawab
2.      Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun inspirasi secara berkesinambungan
3.      Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan potensi, dan mengintegrasikan tujuan belajar ke dalam tujuan hidupnya
4.      Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa depan yang lebih cerah

1.      MANFAAT EQ
§  Emosi penting sebagai “Energi peng a ktif”
§  untuk nilai-nilai etika profesi.
§  Membangkitkan intuisi dan rasa ingin
§  tahu untuk antisipasi masa depan.
§  Membantu IQ untuk pengambilan
§  keputusan
2.      INTELEGENT QUOTIENT (IQ)
o    FUNGSI : memecahkan masalah-masalah kognitif, misalnya menganalisis, merencanakan, menghitung, dll.
o    IQ bersifat ‘ genetik ’ dioptimalkan ‘ lingkungan’ .
 Ciri-ciri pemimpin yang mempunyai kecerdasan emosi
o    Secara sosial mantap.
o    Mudah bergaul.
o    Tidak mudah gelisah dan takut.
o    Bertanggungjawab.
o    Humoris.
o    Bermoral.
o    Simpatik dan hangat dalam berhubungan.
o    Kehidupan emosionalnya kaya dan wajar.
o    Nyaman dengan dirinya dan orang lain.
o    Tegas dan berani mengungkapkan perasaannya secara langsung dan wajar.
o    Berfikir positif, mudah bergaul dan ramah.
o    Mudah menerima orang baru.
 Pemimpin harus memiliki kepemimpinan atau mempengaruhi karyawan orang lain dengan tehnik presentasi, yang baik dan efektif  karena dengan menggunakan tehnik presentasi yang benar baik dan efektif maka karyawan akan menegrti apa maksud dan tujuan si pemimpin tersebut. Oleh karena itu tehnik presentasi harus dilakukan dengan langkah- langkah yang tersusun rapi sehingga dapat dimengerti.
Pemimpin harus memiliki menajemen diri yang baik karena dengan mempunyai manajemen diri yang baik maka dengan seorang pemimpin layak menjadi seorang pemimpin Karena dengan demikian dia juga dapat memanage dirinya sendiri sehingga dya akan selalu dihargai dan dihormati. Selain itu pemimpin juga harus mempunyai manajemen waktu yang baik agar pemimpin dapat mengendalikan waktu sesuai dengan kegiatan yang dia lakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar