Rabu, 12 Januari 2011

SUPER LEADERSHIP ( KEPEMIMPINAN )

*      Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang dapat berkomunikasi secara efektif dalam situasi apapun dan bijaksana. Pemimpin yang dapat BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF adalah:
1.      Memberikan informasi yang update kepada seluruh bawahan dan koleganya secara terus-menerus, fakta yang terjadi di lapangan.
2.      Secara proaktif meminta umpan balik dari bawahan.
3.      Memastikan adanya tindak lanjut atas masalah yang terjadi dalam suatu organisasi.
4.      Selalu mengupdate informasi yang dimiliki berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan.
TIPE PEMIMPIN BIJAKSANA:
1.      Memiliki rasa percaya diri dan dapat mengatakan bisa pada diri sendiri untuk dapat menyelesaikan suatu masalah.
2.      Sensitif terhadap perasaan/emosi pihak lain/anak buah.
3.      Dapat menyelesaikan masalah dengan cepat yang menjadi tanggungjawabnya dan terbiasa mendisiplinkan diri untuk mencari solusi setiap masalah dan bersikap action oriented.
4.      Berpikir kedepan dan selalu berpikir contigency plan yaitu selalu mengembangan pikiran dalam beberapa skenario untuk mengantisipasi kondisi yang akan terjadi, disini anda akan lebih terlihat powerful.
5.      Pikirkan selalu kenyamanan anggota organisasi dalam bekerja.
PEMIMPIN YANG BIJAKSANA TIDAK DISARANKAN:
1.      Menutup-nutupi permasalahan, berbohong atau mengatakan sesuatu yang sifatnya misleading. Walau sebagai pemimpin, harus menyimpan hal-hal yang bersifat cinfidential, namun hal-hal yang sifatnya terkaitn dengan keamanan, kesejahteraan harus disampaikan secara terbuka.
2.      Menjanjikan sesuatu yang belum ada kejelasannya untuk direalisasikan.
3.      Menyalahkan pihak lain atau mencari kambing hitam atas terjadinya masalah.


*      Sifat-sifat pemimpin

Sifat pemimpin yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan (interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif. Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :
1. Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.
2. Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara tulus.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Memiliki rasa kehormatan diri ( a sense of personal honour and personal dignity ) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
 TIPE PEMIMPIN.

1. TIPE KOLETIK.
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipengatur.
Kekuatannya : memiliki ego tinggi, sangat rasional, aktif, serba cepat, percaya diri, optimistis, berfokus pada tugas, suka tantangan, senang kompetisi, lugas, punya insiatif, cepat mengambil keputusan, serba senang pada kekuasaan. 
Kelemahannya : Suka mengatur dan otoriter, tidak sabar, tidak teliti, tidak suka basa basi, kurang empati.

2. TIPE SANGUINE, INFLUECE
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipandai bergaul.
Kekuatannya : energik, penuh ide spektakuler, hangat, komunikatif, humoris, berfikiran terbuka, pandai bicara, persuasif, senang bersosialisasi, humoris, berfikiran terbuka, suka menjadi pusat perhatian, suka perubahan, bersikap positif dan toleran. 
Kelemahannya : banyak bicara, kurang serius, mengangap enteng masalah, tidak detail, tidak sistematik, dan kurang terorganisasi.

3. TIPE FLEGMATIK, STEADNESS
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipemelihara hubungan.
Kekuatannya : berpegang pada status quo, taat pada tradisi dan nilai, berprinsip hidup harmonis, sangaat mengagungkan orientasi, sabar tidak menyukai konflik, mengutamakan hubungan baik, sangat setia, lulus hati, suka rutinitas, stabil, konsisten, senang menolong, menghargai pendapat orang lain.
Kelemahannya : lebih pada orang bayak daripada tugas, selalu mencari aman, lambat merespon, menghindari perubahan, kaku bila menghadapi situasi baru, kurang tegas, kurang inisiatif, dan kurang mengasah kreativitasnya.

4. TIPE MELANKOLIS, COMPLIANCE
Tipe ini dijuluki dengan sebutan sipemikir yang teliti.
Kekuatannya : konseptor, sangat teratur, terencana, berfokus pada tugas, disiplin, akurat, mengutamakan sistem dan prosedur, suka menganalisis dan merancang sesuatu, detail, kritis, hati-hati, logis, obyektif, dan mengutamakan standar tinggi.
Kelemahannya : sulit menugasi dan percaya pada orang lain, lambat mengambil keputusan, sensitif, mudah tersinggung, tertutup, menyimpan perasaan hawatir, dan kurang terbuka.

KECERDASAN EMOSI
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.
Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Tidak ada standar test EQ yang resmi dan baku. Namun kecerdasan Emosi dapat ditingkatkan, baik terukur maupun tidak. Tetapi dampaknya dapat dirasakan baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Banyak ahli berpendapat kecerdasan emosi yang tinggi akan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup.
Setidaknya ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi, yaitu:
1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan sosial
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSI
Emosi sangat mempengaruhi kehidupan manusia , ketika dia mengambil keputusan tidak jarang keputusan yang diambil melalui emosinya. Tidak ada sama sekali keputusan yang diambil manusia murni dari pemikiran rasionya (akalnya), karena seluruh keputusannya memiliki warna emosional. Jika kita memperhatikan keputusan-keputusan dalam kehidupan manusia, ternyata keputusannya lebih banyak ditentukan oleh emosinya daripada akal sehatnya. Tragisnya, semakin banyak saat ini orang yang memiliki tingkat emosional yang rendah. Daniel Goleman juga mengatakan bahwa yang menentukan sukses dalam kehidupan manusia bukanlah kecerdasan intelektual, tetapi kecerdasan amosional.
Kecerdasan Emosional diukur dari kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri. Dalam Islam, kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri itu disebut sabar. Orang yang paling sabar adalah orang yang paling tinggi kecerdasan emosionalnya. Ia biasanya tabah dalam menghadapi kesulitan. Ketika belajar orang ini tekun. Ia memiliki empati yang tinggi, tanggap terhadap lingkungan sosialnya, berdisiplin dan bertanggung jawab. Ia berhasil mengatasi berbagi gangguan dan tidak memperturutkan emosinya. Ia dapat mengendalikan perilakunya dan emosinya.

(Jalaluddin Rakhmat,2001)
Kecerdasan emosi dewasa ini sangat dibutuhkan dalam semua bidang kerja. Yate (1997) yang dikutip Caruso (2000) membuat penelitian yang sangat menarik dengan mengungkap peranan kecerdasan emosi dalam karir dan tempat kerja dengan mengacu seberapa besar kecerdasan emosi sebagai syarat yang dibutuhkan untuk keberhasilan kerja. Berikut daftar pekerjaan yang membutuhkan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi (dari tertinggi hingga ke terendah): (1) dokter jiwa, (2) pekerja sosial, (3) spesialis merawat orang manula, (4) dokter medis keluarga, (5) ahli terapi fisik, (6) guru/kepala sekolah, (7) manajer sumber daya manusia, (8) perawat, (9) humas, (10) manajer pelatihan, (11) polisi, (12) dokter gigi, (13) wartawan, (15) pemasar, (16) editor, (17) agen asuransi, (18) ahli kacamata, (19) sekretaris, (20) agen perjalanan, (21) asisten medis, (22) pelayan, (23) insinyur piranti lunak, (24) ahli geofisik, (25) akunta, (26) insinyur listrik, (27) analis sistem, (28) teller,    (29) ahli botani.
Dari berbagai penelitian juga dibuktikan bahwa kecerdasan emosi sangat dibutuhkan bagi pemimpin yang efektif. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Patricia Pitcher’s yang dikutip oleh Bliss (1999) menyimpulkan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi tinggi lebih berhasil dibandingkan dengan pemimpin yang tanpa kecerdasan emosi. Bennis yang dikutip Simmons (2001) juga mendukung peneliti sebelumnya dengan mengatakan bahwa kecerdasan emosi lebih berpengaruh dibandingkan dengan inteligensi (IQ) dalam menentukan pemimpin yang efektif. Penelitian yang dilakukan Cooper (1997) menyebutkan bahwa orang dengan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi lebih berhasil dalam karir pekerjaan, dapat membangun hubungan personal yang lebih baik, memimpin lebih efektif, dapat menikmati kesehatan lebih baik dan dapat memotivasi dirinya sendiri dan orang lain. Lebih lanjut Cooper menjelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi dapat meningkatkan kekuatan intuisi, senantiasa mempercayai dan dipercayai oleh orang lain, memiliki integritas, dapat memecahkan solusi dalam keadaan yang darurat dan dapat melakukan kepemimpinan yang efektif.
Seorang pemimpin yang efektif menggunakan pengaruh hubungan personil dalam mempengaruhi orang lain. Hubungan personil dibangun menggunakan ketrampilan kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi tidak hanya membedakan pemimpin yang menonjol dengan yang tidak, tetapi juga berkaitan dengan kinerja yang baik (Goleman, 1998). Penelitian lain yang sejenis dilakukan Fieldman yang dikutip Simmon (2001), menyimpulkan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi yang baik secara langsung dapat mempengaruhi kinerja bawahannya dan produktivitas dalam segala hal. Cooper dan Sawaf (1998 dan 2001) yang menyoroti perbedaan kecerdasan emosi dari pemimpin dapat membuat faktor keberhasilan karir dan organisasi dalam hal: 1) pengambilan keputusan, (2) kepemimpinan, (3) komunikasi secara jujur dan terbuka, (4) hubungan yang saling mempercayai dan kerjasama tim, dan (5) kepuasan pelanggan.



MANFAAT KECERDASAN EMOSI
Manfaat kecerdasan emosi bagi peserta didik (Mulyasa:162):
1.      Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan kesadaran diri, mendengarkan suara hati, hormat dan tanggung jawab
2.      Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun inspirasi secara berkesinambungan
3.      Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan potensi, dan mengintegrasikan tujuan belajar ke dalam tujuan hidupnya
4.      Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa depan yang lebih cerah

1.      MANFAAT EQ
§  Emosi penting sebagai “Energi peng a ktif”
§  untuk nilai-nilai etika profesi.
§  Membangkitkan intuisi dan rasa ingin
§  tahu untuk antisipasi masa depan.
§  Membantu IQ untuk pengambilan
§  keputusan
2.      INTELEGENT QUOTIENT (IQ)
o    FUNGSI : memecahkan masalah-masalah kognitif, misalnya menganalisis, merencanakan, menghitung, dll.
o    IQ bersifat ‘ genetik ’ dioptimalkan ‘ lingkungan’ .
 Ciri-ciri pemimpin yang mempunyai kecerdasan emosi
o    Secara sosial mantap.
o    Mudah bergaul.
o    Tidak mudah gelisah dan takut.
o    Bertanggungjawab.
o    Humoris.
o    Bermoral.
o    Simpatik dan hangat dalam berhubungan.
o    Kehidupan emosionalnya kaya dan wajar.
o    Nyaman dengan dirinya dan orang lain.
o    Tegas dan berani mengungkapkan perasaannya secara langsung dan wajar.
o    Berfikir positif, mudah bergaul dan ramah.
o    Mudah menerima orang baru.
 Pemimpin harus memiliki kepemimpinan atau mempengaruhi karyawan orang lain dengan tehnik presentasi, yang baik dan efektif  karena dengan menggunakan tehnik presentasi yang benar baik dan efektif maka karyawan akan menegrti apa maksud dan tujuan si pemimpin tersebut. Oleh karena itu tehnik presentasi harus dilakukan dengan langkah- langkah yang tersusun rapi sehingga dapat dimengerti.
Pemimpin harus memiliki menajemen diri yang baik karena dengan mempunyai manajemen diri yang baik maka dengan seorang pemimpin layak menjadi seorang pemimpin Karena dengan demikian dia juga dapat memanage dirinya sendiri sehingga dya akan selalu dihargai dan dihormati. Selain itu pemimpin juga harus mempunyai manajemen waktu yang baik agar pemimpin dapat mengendalikan waktu sesuai dengan kegiatan yang dia lakukan

Senin, 03 Januari 2011

Public Speaking


Publik speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, mempengaruhi, atau menghibur pendengar. Seni dan ilmu publik speaking khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara, juga dikenal sebagai forensics. Kata forensik adalah sebuah kata sifat yang berarti “perdebatan umum atau argumen.” Kata tersebut berasal dari bahasa Latin forensis, yang berarti “dari forum.”
Tujuan utama dari publik speaking dapat dicapai dengan penyampaian informasi dengan sederhana sehingga dapat memotivasi orang untuk bertindak. Seorang orator yang bagus dapat mengubah emosi pendengar mereka, tidak hanya menginformasikan kepada mereka.
Publik speaking memiliki beberapa komponen yang berkaitan seperti Motivasi berbicara, kepemimpinan/pengembangan pribadi, bisnis, layanan pelanggan, komunikasi kelompok besar, dan komunikasi massa. Publik Speaking bisa menjadi alat yang jitu jika digunakan untuk keperluan seperti memotivasi, mempengaruh, membujukan, menginformasikan, menterjemah, atau sekedar menghibur.
Public speaking atau berbicara di depan publik bagi sebagian orang merupakan hal yang berat dan sukar, bahkan jika perlu dihindari. Ada juga yang beranggapan bahwa public speaking bukanlah bagian dari jalan hidupnya, biarlah orang lain yang memang berbakat untuk menjadi pembicara yang melakukannya.
Apakah public speaking adalah persoalan bakat? Tidak. Setiap orang punya bakat yang sama untuk berbicara, tinggal bagaimana orang tersebut mengembangkannya.
Dapatkah orang yang pendiam/introvert menjadi pembicara yang ulung? Tentu saja bisa. Pendiam hanyalah soal pembawaan. Banyak pemimpin yang berpembawaan diam, namun saat berorasi berapi-api dan mampu mengobarkan semangat.
Kunci dari public speaking adalah latihan. Saat ini, mulailah berlatih untuk berbicara di depan kelas saat ada kesempatan. Dengan latihan dan memperbaiki diri terus menerus, maka kemampuan untuk dapat berbicara di depan umum akan semakin meningkat. Ingat! Jangan berputus asa atau gampang menyerah manakala Anda merasa bahwa pembicaraan Anda tidak/kurang bagus.


Mengapa Public Speaking begitu penting ?
Setiap hari secara normal, seseorang akan mengeluarkan puluhan ribu kata dan lebih dari 80 % apa yang dikeluarkannya akan mempengaruhi kehidupan orang tersebut.. 
Di era ini, setiap hari dalam segala bidang kehidupan ( keluarga, relasi bisnis, organisasi sosial, hubungan antar sesama, hubungan percintaan dan sebagainya ) tidak lepas dari yang namanya berbicara dua arah. 
Kesuksesan usaha dan promosi jabatan tidak akan terlepas dari kemahiran dalam menyampaikan ide-ide dan kemampuan mempengaruhi orang lain baik secara pribadi maupun secara massa.
Semakin terampil seseorang dalam berbicara akan semakin menunjukkan kualitas kecerdasan dan penghargaan dari komunitasnya.
Tujuan Public Speaking
Publik Speaking adalah keterampilan yang dapat dilatih, dipraktekkan, dan dimanfaatkan untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audience,antara lain untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang lain, mencapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan, mengarahkan kerja para staf, meningkatkan penjualan produk / keuntungan bisnis dan membagikan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Dalam kegiatan apa saja keterampilan Public Speaking diperlukan ? 
 Pidato resmi, launching produk, meeting ( rapat ), acara arisan, acara ulang tahun,acara lelang, presentasi bisnis, presentasi produk, forum diskusi, sidang skripsi, kegiatan mengajar, kata sambutan, ceramah, pelatihan, dan lainnya.



Siapa saja yang perlu menterampilkan kemampuan berbicara di depan umum ?
Setiap orang yang ingin meningkatkan kualitas hidup, meraih sukses yang lebih tinggi, punya hasrat untuk berbagi ilmu yang ia miliki dengan sesama sudah seharusnya menterampilkan kemampuan berbicara di depan umum.
Apa kendala umum yang dihadapi orang dalam Public Speaking ?
Grogi, berdebar-debar, jantung berdetak sangat cepat, keringat dingin, kehabisan kata-kata, blank, kesulitan merangkai kata, kaki dan tangan gemetaran, kaku, tidak percaya diri, tersiksa, takut maju.
Public Speaking yang berhasil, ditentukan oleh empat faktor penting, yaitu dengan "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feeling dan finishing touch yang manis.
Berikut ini adalah penjelasan delapan komponen yang disebutkan di atas.
1. Mengatasi Hambatan Kepribadian
Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".



Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- Organisasikan bahan presentasi Anda.
- Visualisasikan.
- Berlatih.
- Bernafas dalam - dalam.
- Berfokus pada relaksasi.
- Melepas ketegangan.
- Kontak mata.

2. Penggunaan Body Language Secara Tepat
Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah: 
- postur tubuh.
- Perpindahan tempat.
- Gerak isyarat.
- Mimik wajah.
- Mata yang bersinar.
Hal -hal yang perlu dihindarkan:
- memasukan tangan ke saku.
- Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
- Lengan disedekapkan.
- Bertolak pinggang.
- Meremas-remas tangan.

3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.

Minggu, 02 Januari 2011

Pentingnya Soft Skill dalam Mencari Pekerjaan

Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang EQ (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. 1. Soft melengkapi keterampilan keterampilan keras (bagian dari seseorang IQ), yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan dan banyak kegiatan lainnya.

Seseorang yang lembut EQ keterampilan merupakan bagian penting dari individu nya kontribusi bagi keberhasilan suatu organisasi. Terutama yang berhubungan dengan pelanggan organisasi face to face umumnya lebih berhasil jika mereka melatih staf mereka untuk menggunakan keterampilan ini. Skrining atau pelatihan untuk kebiasaan atau ciri-ciri pribadi seperti ketergantungan dan kesadaran dapat menghasilkan laba atas investasi yang signifikan bagi suatu organisasi. 2. Untuk alasan ini, soft skill semakin dicari oleh pengusaha di samping standar kualifikasi.

Telah dikatakan bahwa dalam sejumlah soft skill profesi mungkin lebih penting dalam jangka panjang daripada keterampilan teknis. Profesi hukum adalah salah satu contoh di mana kemampuan untuk berhubungan dengan orang secara efektif dan sopan, lebih dari sekadar nya keterampilan teknis, dapat menentukan keberhasilan profesional pengacara
softskill pada tahun ini sangat di kembangkan untuk lebih mengenal atau lebih tepatnya mengerti dalam arti sosial, karena di jaman sekarang kurangnya sosial dan ilmu sosial semakin menurun drastis. Oh tidak juga itu sekarang beberapa perusahaan membutuhkan softskill dalam pelatihan karyawannya dan tidak sedikit perusahan membutuhkan soft skil.
Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.


Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.

Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik. 

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.


Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill oke, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik. 
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.

Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi juga didukung oleh soft skill yang tangguh. 

Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan emosionalnya diuji.
Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
Apa saja manfaat softskill?
* Berpartisipasi dalam tim
* Mengajar orang lain
* Memberikan layanan
* Memimpin sebuah tim
* Bernegosiasi
* Menyatukan sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya
* Motivasi
* Pengambilan keputusan menggunakan keterampilan
* Menggunakan kemampuan memecahkan masalah
* Amati bentuk etiket
* Berhubungan dengan orang lain
* Menjaga berarti percakapan (basa-basi)
* Menjaga percakapan bermakna (diskusi / perdebatan)
* Menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk dan sopan, bahasa singkat
* Berpura-pura minat dan berbicara dengan cerdas tentang topik apapun
sekarang diakui sebagai kunci untuk membuat bisnis lebih menguntungkan dan tempat yang lebih baik untuk bekerja.
Semakin, perusahaan tidak hanya menilai staf mereka saat ini dan masa depan yang direkrut pada keterampilan bisnis mereka.
Mereka sekarang menilai mereka pada seluruh host kompetensi keterampilan lunak sekitar seberapa baik mereka berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Kami sekarang merasa agak mengejutkan dan agak mengganggu ketika seseorang menampilkan gaya otokratis lama bullying taktik manajemen (meskipun kita tahu itu sayangnya masih jauh lebih menonjol daripada yang diinginkan).
Banyak perusahaan hanya akan sekarang tidak lagi tahan dengan itu (bravo!).
Mengukur soft skill ini adalah hal yang tidak mudah.
Tetapi dalam perusahaan yang paling progresif, manajer mencari orang-orang kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan terbuka, dan untuk mendengarkan dan menanggapi empati.
Mereka juga ingin mereka telah sama baik mengasah keterampilan yang ditulis sehingga korespondensi (termasuk email) tidak membatalkan semua pekerjaan baik mereka tatap muka menciptakan komunikasi.
Baik soft skill juga mencakup kemampuan orang untuk menyeimbangkan kebutuhan komersial perusahaan mereka dengan kebutuhan individu staf mereka.
Menjadi fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dari suatu organisasi juga memenuhi syarat sebagai soft skill, seperti halnya kemampuan untuk berkolaborasi dengan orang lain dan pengaruh situasi melalui lateral dan berpikir lebih kreatif.
Kemampuan untuk menghadapi perbedaan-perbedaan, multikulturalisme dan keragaman yang dibutuhkan lebih dari sebelumnya.
Sangat sedikit perusahaan yang tak tersentuh oleh kian meluas pengaruh budaya lain baik soft skill dan memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dan orang-orang kemampuan untuk mengelola perbedaan secara efektif.
Semua orang sudah memiliki beberapa bentuk soft skill (mungkin jauh lebih banyak daripada mereka menyadari)
Mereka hanya perlu melihat daerah dalam kehidupan pribadi mereka di mana mereka bergaul dengan orang lain, merasa yakin dalam cara mereka berinteraksi, dapat memecahkan masalah, baik untuk mendorong, dapat schmooze dengan yang terbaik dari mereka.
Semua keahlian ini lembut dan semua itu dapat dialihkan ke tempat kerja.
Tidak hanya hal itu, berita terbaik dari semua ini adalah soft skill yang dapat dikembangkan dan diasah pada dasar terus-menerus melalui pelatihan yang baik, berwawasan membaca, pengamatan dan tentu saja, berlatih, berlatih, berlatih.
Dan dalam perusahaan pun berbagai hasil studi tentang kebutuhan perusahaan akan karyawan profesional adalah pentingnya segi kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan yang dituntut perusahaan itu merupakan urutan ketiga setelah kemampuan intelektual dan kejujuran calon karyawannya. Alasan yang sering diungkapkan perusahan adalah kemampuan komunikasi sangat penting ketika seorang karyawan harus mampu menterjemahkan apa yang yang dikehendaki pimpinan, mampu menyampaikan gagasan-gasannya dengan gamblang, mampu membuat surat bisnis, dan mampu membangun komunikasi positif dengan atasan dan sesama karyawan. Bahkan perusahaan yang sangat aktif membangun jejaring bisnisnya, kemampuan karyawan profesional dalam berkomunikasi (negosiasi) bisnis dengan pihak rekanan sangat dibutuhkan.
Lebih-lebih ketika perusahaan memasuki pasar global, kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing menjadi handalan perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia sering mengalami kesulitan mencari calon karyawan profesional yang terampil dalam berkomunikasi seperti yang diuraikan di atas. Pasalnya ketrampilan yang termasuk soft skill ini sangat jarang diajarkan di kalangan perguruan tinggi. Akibatnya perusahaan harus mengusahakan beragam jenis pelatihan dalam bidang komunikasi ini.
Kemudian peusahaan pun harus menciptakan suasana komunikasi yang tidak semata-mata bernuansa bisnis saja tetapi bersuasana kekerabatan sosial internal perusahaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi dan sekaligus kinerja para karyawannya. Pertanyaannya apa dan bagaimana pendekatan-pendekatan komunikasi di lingkungan karyawan yang sebaiknya diterapkan dalam suatu perusahaan?.
Cara berkomunikasi klasik yang sejak lama dipakai adalah melalui (1) pengungkapan kata-kata, dan (2) melalui bahasa tulisan. Dalam prosesnya dibutuhkan kemampuan berbicara efektif yang merupakan kombinasi dari tiga unsur yaitu (1) isi pembicaraan, (2) keterampilan komunikasi ujaran, dan (3) keterampilan komunikasi non-ujaran.
Berdasarkan pengamatan empiris selain komunikasi formal, komunikasi informal, di dunia manajemen memiliki ciri-ciri pokok yang berbeda atau keunggulan dibanding dengan komunikasi formal, antara lain adalah: tidak terikat pada hirarki jabatan, suasana lebih santai dan penuh kekeluargaan, materi komunikasi tidak selalu terkait langsung dengan pekerjaan, bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan suasana komunikasi lebih terbuka. Disinilah kecakapan karyawan dalam bentuksoftskills sangat memegang peranan penting dalam memperlancar proses komunikasi efektif.