Rabu, 03 November 2010

KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi berasal dari perkataan “Communicare” yaitu yang di dalam bahasa latin mempunyai arti “berpartisipasi atau memberitahukan”, sedangkan perkataan “Comunis” berarti milik bersama ataupun “berlaku dimana-mana” atau juga berarti sama, sama di sini maksudnya sama makna. Jadi jika dua orang melakukan komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan berjalan atau berlangsung dengan baik selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Collen McKenna mendifinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman pesan kepada penerima dengan saling pengertian. Proses ini melibatkan beberapa komponen, yaitu pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan unpan balik (feedback) yang diharapkan. WHO say WHAT to WHOM in what CHANNEL. 
Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita sehari-hari, mulai antar teman/pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Kalau lebih teliti lagi banyak kegagalan dari komunikasi yang kita lakukan. Bisa jadi bentuknya karena tujuan yang kita inginkan belum tercapai. Bukan tujuan komunikasi secara egois loh. Tetapi tujuan komunikasi yang lebih pada, tidak adanya saling kesepahaman, belum bertambahnya informasi, serta ada usaha perubahan tingkah laku pada orang atau teman kita itu. Yang terkadang tidak hanya diartikan persetujuan.

Komunikasi
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.  Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.

Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:
Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap pesan.  Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan. 
·         Komunikator            :orang yang menyampaikan pesan
·         Pesan                       :ide tau informasi yang disampaikan
·         Media                       :sarana komunikasi
·         Komunikan               : audience , pihak yang menerima pesan
·         Umpan Balik             :respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya   
           
Fungsi  Komunikasi 

-Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)
-Eksistensi Diri (Self Existence)
-Kelangsungan Hidup (Live Continuity)
-Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
- Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress)
William I. Gorden, Communication : Personal and Public,1978 


Inti Komunikasi 
Kesan adalah nuansa rasa manusia kepada obyek tertentu; obyek itu bisa barang bisa orang. Kita terkesan, karena ada sesuatu yang menarik dari obyek tersebut. Kita bisa terkesan kepada orang karena bermacam-macam; bisa karena wajah cantiknya, tampan, berkumis; bisa karena kata-katanya, karena janjinya, dan sebagainya.  Membuat kesan yang baik, berarti kita harus berbuat dan bersikap tertentu yang membuat agar orang lain tertarik.     
Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obyek eksternal. Proses menafsirkan informasi indrawi. Jika persepsi kita tidak akurat kita tidak munglkin bisa berkomunikasi secara efektif.
Rudolp F.Verdeber, Communicate, 1978   

Proses mencapai kesepakatan (Sharing of meaning), lazimnya berlangsung secara bertahap. Karena itu, lebih awal kita perlu memperhatikan  5 (lima) sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
1.    Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat apa yang kita tunjukkan kepada mereka)
2.    Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat
3.    Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)
4.    Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan maksud kita bisa mereka terima
5.    Memperoleh umpan balik dari pendengar
Tentu tidaklah mudah untuk membuat sebuah komunikasi berjalan dengan menghasilkan kesepakatan secara utuh sesuai tujuannya. Karena, salah satu prinsip dalam berkomunikasi, yakni terdapatnya kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Berikut matrik tujuan dan kesulitan dalam proses komunikasi. Persoalannya bagaimana kita mengatasi kesulitan itu. Komunikasi Efektif Joseph de Vito, pakar komunikasi menyebut ada 5 kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektifitas sebuah komunikasi. Kualitas ini antara lain:



Tujuan
Kesulitan
MENDENGAR
-     Orang sulit memusatkan perhatian baik pada kata yang tertulis maupun terucap untuk
 - Orang kurang memiliki perhatian pada apa yang bagi mereka tampak kurang penting waktu yang lama
MEMAHAMI
-  orang sering tidak memahami jenis bahasa yang dipakai pembicara
-orang lebih mudah salah mengerti saat mereka mendengar tanpa melihat
- Orang sering menarik kesimpulan padahal kita belum selesai bicara
MENYETUJUI
-   Orang sering merasa curiga terhadap orang lain yang sedang sedang membujuk mereka
BERTINDAK
-    Tidak mudah bagi banyak orang untuk mengubah kebiasaan mereka-orang merasa takut akan akibat dari pengambilan

UMPAN BALIK
-       Beberapa orang sering dengan sengaja menyembunyikan reaksi dan apa yang sesungguhnya mereka pikirkan
 -       Penampilan dapat bersifat memperdaya -anggukan kepala, mungkin tidak selalu tanda setuju dan mengerti, karena bisa digunakan untuk menutupi ketidak tahuan atau keragu-raguan


Kualitas Komunikasi
Deskripsi
Openess
Adanya keterbukaan
Supportiveness
Saling mendukung
Positiviness
Bersikap positif
Emphaty
Memahami perasaan orang lain
Equality
Kesetaraan
Namun demikian, yang paling mendasar dalam sebuah kegiatan komunikasi adalah adanya rasa saling percaya. Kalau sudah percaya, biasanya apapun yang dikatakan pastilah diterima! Satu hal lagi, efisiensi. Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang tidak membutuhkan upaya besar agar mencapai tujuannya.  
Kualitas komunikator
Partisipasi merupakan modal dasar untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif. Karenanya  dibutuhkan kemampuan komunikasi efektif. Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk berbagi ide, mengkritik dari semua aspek, mendorong dan merangsang imajinasi, menolak buah pikiran yang kurang tepat, dan mengenal sejak dini solusi yang mungkin bisa diambil.  
Kualitas komunikator efektif
Menilai Orang
Tahu mana yang penting dan menghargai kontribusi orang lain
Mendengarkan secara Aktif
Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang lain
Bijaksana
Memberikan kritik secara halus. konstruktif dan hormat
Memberikan pujian
Menghargai orang lain dan kontribusi mereka di depan umum
Konsisten
Mengendalikan suasana riang; memperlakukan sama bagi semuanya: tidak favorit
Mengakui kesalahan
Kemauan untuk mengakui kesalahan
Memiliki rasa humor
Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan pendekatan yang enak
Memberi contoh yang baik
Melakukan apa yang diharapkan orang lain
Menggunakan bahasa Jelas, Lugas, dan Tepat
Kata-kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata-kata bercita rasa buruk, kata-kata langsung
Ketika berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang menyampaikan informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena komunikasi senantiasa melibatkan orang lain.

Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci yang harus dipegang  adalah “Know your audience!” – ketahuilah siapa yang Anda ajak bicara. ”Seorang komunikator yang dialogis harus mencoba mengenali dan memperkecil kecenderungannya terhadap manipulasi, keegoisan, dan obyektivasi orang lain”.Johannessen, R.L., Ethics in Human Communications, 1983 


Meningkatkan kemampuan menyimak secara efektif :
v  Memberikan perhatian
v  Memahami komunikasi verbal dan no verbal
v  Meningkatkan kemampuan dalam memahami symbol verbal dan non vervbal dengan menambah referensi pemahaman
v  Menyimak untuk meganalisa dan menguasai
v  Meningkatkan keahlian menyimak antar personal

Hambatan-hambatan komunikasi yang sering terjadi adalah: 
Jenis Hambatan
Deskripsi
Fisik
Hal menyangkut ruang fisik, lingkungan
Biologis
Hambatan karena ketidaksempurnaan  anggota tubuh
Intelektual
Hambatan yang berhubungan dengan kemampuan pengetahuan
Psikis
Hambatan yang menyangkut faktor kejiwaan, emosional, tidak saling percaya, penilaian menghakimi
Kultural
Hambatan yang berkaitan dengan nilai budaya, bahasa,


Sebetulnya, kesulitan berkomunikasi yang paling besar berada dalam diri kita sendiri.
Kurang yakin, kurang percaya diri, memandang orang lain kurang, lebih mendominasi, apalagi tinggi hati adalah sesuatu yang harus di swicth dan melatih kebalikannya.  Ternyata berkomunikasi tidak semudah yang kita bayangkan, upaya terus-menerus harus dilakukan untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Itupun tidak cukup, ketrampilan tersebut perlu di asah terus dan senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana mereka. Selamat berkomunikasi, semoga lebih komunikatif.


Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. 

Hukum # 1: Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa ”Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. 

Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.


Hukum # 2: Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. 

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.
Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

Hukum # 3: Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. 

Hukum # 4: Clarity 

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

Hukum # 5: Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.

   

Rabu, 27 Oktober 2010

CARA BERNEGOSIASI YANG BAIK

Pengertian dari negosiasi adalah melakukan musyawarah untuk mencapai tujuan dan kesepakatan yang kita capai .Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita. 


Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja. Kita bernegosiasi dengan siapa saja, mulai dari isteri atau suami, anak, orang tua, bos kita, teman dan relasi bisnis. Dan kegiatan negosiasi kita lakukan setiap saat setiap hari. Negosiasi dapat berupa apa saja – gaji kita, mobil dan rumah yang kita beli, biaya servis mobil, biaya liburan keluarga, dan sebagainya. 

 Prinsip dasar negosiasi:
Pertama, negosiasi memiliki struktur. Hampir semua arena negosiasi menampilkan wajahnya yang kompleks, seperti benang kusut. Banyak aktor yang terlibat. Banyak agenda yang harus ditangani. Banyak kepentingan yang harus dicermati. Kita bahkan harus bertemu dengan banyak karakter: mulai dari yang keras kepala sampai yang banyak bicara. Meminjam istilah seorang pakar negosiasi, seperti menggembala kucing (herding the cats).
Jika demikian, kita seolah masuk rimba raya yang tak jelas mana utara-selatannya. Begitulah realitas negosiasi. Selalu kompleks. Namun, bila dicermati lebih hati-hati, semua kompleksitas tersebut sebenarnya memiliki struktur. Mempunya pola yang gampang dikenali. Pihak-pihak yang bernegosiasi (meskipun jumlahnya banyak) bisa dikategorikan ke dalam sejumlah kecil kecil kelompok, atau koalisi. Demikian juga, agenda atau isu yang akan dibicarakan juga bisa dikelompokkan ke dalam sejumlah kecil “chunk” agenda.
Jadi, tugas utama seorang negosiator adalah mengenali struktur negosiasi. Menyederhanakan kompleksitas dengan melihat pola koalisi dan keteraturannya.
Kedua, struktur negosiasi akan membentuk strategi negosiasi. Pada prinsipnya, tidak ada satu strategi yang bisa berlaku untuk semua situasi negosiasi. Negosiator haruslah fleksibel dalam menentukan strategi apa yang akan digunakan.
Hal ini snagat tergantung pada penilaian negosiator tentang struktur negosiasi yang dihadapi. Negosiasi dengan seorang teman, dalam proses jual-beli mbil, misalnya, tentulah berbeda dengan negosiasi dengan perusahaan besar atau negosiasi dengan birokrasi yang terdiri dari berbagai fungsi dan sangat hirarkis.
Yang pertama, srukturnya jelas lebih sederhana. Sedangkan yang kedua memerlukan strategi yang berbeda-beda ketika menghadapi perbedaan level negosiasi. Itulah sebabnya, pengetahuan seorang negosiator tentang struktur sangatlah pentig. Karena akan menentukan pilihan strategi dan sekaligus menentukan apakah strategi yang dipilih akan berhasil atau gagal.
Ketiga, struktur negosiasi bisa dibentuk. Salah satu prinsip dasar negosiasi adalah “harga tidaklah dipahat di atas batu”. Harga bisa berubah. Bahkan sesungguhnya, kalau pun sudah dipahat diatas batu, juga masih bisa diubah. Seorang negosiator tidak boleh menyerah kepada struktur negosiasi yang telah ada. Kalau ada pandai bermain basket, jangan menyerah masuk ke arena bola volley. Anda harus mengubah struktur permainan menjadi bola basket dulu, sebelum terjun bertanding. Jangan bertandng untuk kalah.
Demikian juga dengan negosiasi. Sejak awal, negosiator harus terus berupaya untuk mengubah struktur negosiasi agar bisa pas dengan strategi andalan yang dia miliki!
Keempat, sumber kekuatan negosiator datang dari kemampauan mengontrol proses negosiasi. Sekali lagi, negosiasi adalah proses pertukaran. Seperti proses pada umumnya, jika tidak terkendali maka dia bisa berjalan kemana-mana. Seperti proses fusi atau fisi dalam reaksi nuklir, jika tidak terkontrol akan menghasilkan enerji ledakan yang luar bisa destruktif.
Sebaliknya, jika terkontrol akan menghasilkan enerji yang bermanfaat bagi manusia. Tugas negosiator adalah memastikan bahwa proses negosiasi akan berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan. Oleh karena itu, kesadaran mengontrol proses menjadi penting.
Sebelum negosiasi dimulai, negosiator harus bisa menentukan agenda apa yang akan dibicarakan. Ikut menentukan isu apa yang akan ditaruh di meja perundingan. Setelah itu, negosiator juag harus menentukan modalitas cara berunding. Ikut menentukan bagaimana informasi bisa dikelola dalam proses perundingan. Dan lain sebagainya.
Semakin seorang negosiator bisa mengontrol proses, maka akan semakin besar potensinya untuk memenangkan proses negosiasi.


Ada empat kuadran manajemen konflik:

1. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)

2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)

3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)

4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)

Negosiasi dengan Hati
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang. Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi.  
  
Langkah-langkah bernegosiasi
Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. 

 Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:

a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya.

Memulai proses negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.

Zona Tawar Menawar (The Bargaining Zone)

Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.   
Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.

ada 3 strategi negosiasi yang lazim dilakukan :
a) Strategi kooperatif :
• Sasarannya mencapai kesepakatan kedua belah pihak.
• Win-win solution
• Mempecayai pihak lain
• Melakukan kompromi jika diperlukan dan timbal balik.
• Menciptakan landasan dan kepentingan bersama.
b) Strategi kompetitif :
• Sasarannya adalah mengalahkan lawan.
• Tidak percaya pada pihak lawan dan siap bertarung
• Menuntut sebuah konsensi, menegaskan posisi dan melancarkan tekanan.
• Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya.
c) Strategi analitis :
• Bertindak sebagai problem solver dan bukanlah seorang petarung.
• Kreatif dan bersama-sama mencari solusi dari permasalahan.
• Membuat alasan yang rasional dan bukan atas dasar perasaan.
• Menggunakan kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan.

jadi dengan adanya negosiasi,suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan baik tanpa halangan apapun sebagai contoh misalnya di pasar ada penjual dan pembeli.mereka melakukan transaksi jual beli tapi sebelumnya si penjual dan pembeli tersebut bernegosiasi terlebih dahulu untuk mencapai kesepakatan harga barang yang akan dibeli si pembeli itu sendiri. setelah mencapai kesepakatan maka barang yang dijual pun dapat langsung dibayar dengan harga yang sudah disepakati mereka berdua. oleh karena itu bernegosiasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
 
contoh lain ialah tentang presiden obama yang melakukan negosiasi yakni :



 

WASHINGTON - Lewat pidato pernyataannya mengenai negosiasi langsung antara Palestina dan Israel di Washington, Amerika Serikat (AS). Presiden AS Barack Obama menyatakan target perundingan damai kali ini adalah terbentuknya dua negara, yakni Palestina dan Israel. Obama menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir Pemerintah Palestina dan Israel saling membangun langkah penting guna membentuk rasa kepercayaan.

"Meski terbentur banyak halangan, kami Pemerintah AS beserta dengan juru runding lainnya tidak pernah merasa putus asa akan negosiasi damai antara Palestina dan Israel," pidato Presiden Obama. Setelah hampir dua tahun negosiasi terbengkalai, Palestina dan Israel akhirnya kembali naik ke meja perundingan dan melakukan negosiasi langsung. 
Tidak lupa Presiden Obama mengucapkan terima kasih kepada kuartet juru runding, termasuk didalamnya Menlu AS Hillary Clinton dan utusan khusus Presiden Obama untuk perdamaian Timur Tengah George Mitchell.

"Tujuan negosiasi ini amatlah jelas, yaitu negosiasi langsung antara Palestina dan Israel. Negosiasi dimaksudkan untuk menentukan status final dari isu-isu yang menjadi halangan dalam perundingan," lanjut pidato Obama.

Sekali lagi Presiden Obama menentukan target hasil negosiasi antar kedua negara adalah menjamin keamanan warga Palestina dan Israel. Obama juga menyebutkan pentingnya pendudukan yang dimulai sejak tahun 1967 dan memastikan terbentuknya negara Palestina yang merdeka, demokratis dan aman. 
Obama juga mengharapkan jika negara Palestina tersebut nantinya dapat berdampingan dengan Israel.Presiden kulit hitam pertama AS ini menambahkan jika Presiden Abbas dan Perdana Menteri Netanyahu merupakan dua pemimpin yang menginginkan perdamaian. 
Lewat negosiasi langsung ini, kedua pemimpin tersebut di mata Obama mengindikasikan jika perjanjian perdamaian dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun. 
Amerika Serikat menurut Obama akan terus mendukung penuh usaha perdamaian ini. AS akan menjadi partisipan yang aktif dan akan terus menyokong usaha negosiasi damai tersebut. 

Oleh karena itu negosiasi sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesepakatan bersama.  


*referensi :